21 Agustus 2007

Para "Bolang" SMPK Marfat Jelajahi PLTA Mojan

SMPK Marfat - Siswa-siswi peserta pengembangan diri MIPA terapan menjadi "Bolang". Sabtu (4/08) seusai jam pelajaran sekolah mereka segera berpetualang menyaksikan bagaimana penerapan teknologi membantu kehidupan masyarakat.

Dengan menaiki bus Politeknik Universitas Jember, 30an siswa-siswi tersebut meluncur ke Dusun Mojan, Kelurahan Jumerto, Kecamatan Patran. Mereka antusias untuk melihat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dibangun oleh Politeknik UNEJ. Didampingi oleh guru-guru pembimbing MIPA Terapan yaitu Bu Kus, Bu Ning, dan Pak Yus, perjalanan selama setengah jam terasa begitu cepat.

Setelah sampai di SDN Jumerto 2, bus berhenti dan kami SMPK Marfat turun. Dari pinggir jalan itulah petualangan dimulai. Mereka harus berjalan kaki memasuki dusun Mojan untuk sampai di Pondok Pesantren Al-Baitul Rohmat. Disana kami disambut oleh bapak Joko Wibowo dan rekan-rekannya dari Politeknik UNEJ.

Lokasi PLTA Mojan berada di sekitar air terjun sungai Klungkung, sehingga kami harus berjalan kaki lagi memasuki daerah perkebunan penduduk. Jaraknya lumayan jauh, sehingga diantara kami ada yang dah mulai mengeluh. Untung suasana perkebunan dingin sejuk sebab banyak pepohonan, mulai dari rambutan, durian, sampai jagung dan salak. Untuk menghilangkan rasa capai kami ibaratkan diri kami sebagai bolang, bocah-bocah petualang. Keren kan?

Jalan yang kami tempuh tidak hanya mendatar, tapi juga menurun. Kemiringannya hampir 75', sehingga jalannya dibuat mengular. Setelah sampai di bendungan kecil sungai Klungkung kami harus menyusuri jembatan kecil untuk mengetahui bagaimana tenaga air diubah menjadi tenaga listrik. Oya.. Jembatan itu letaknya di bawah, sebab posisi kami kini di atas, di atas jurang, dekat air terjun. Ketinggiannya jurang mencapai 7 meteran. Maka, kami berjalan menyusuri jembatan kecil sepanjang 100meteran, dengan lebar sekitar setengah meteran. Jembatan itu sebenaranya merupakan pipa air untuk mengalirkan air untuk pembangkit listrik tersebut. Maka terasa sekali aliran airnya, bergemuruh di bawah kaki kami. Untungnya pipa tersebut sudah diberi papan dan pegangan tangan, yang sayangnya cuma satu. Banyak teman-teman yang mundur, takut, membayangkan kalau jatuh.

Di bawah ada rumah kecil, pipa itu masuk ke dalam rumah. Ternyata di dalam rumah sebesar 3 kali 5 meter tersebut proses perubahan energi air menjadi energi listrik. Aliran air dalam pipa tersebut menyebabkan kincir berputar, dan perputarannya yang cepat dan konstan membuat dinamo bergerak sehingga menciptakan energi listrik.
Energi listrik sebesar 20.000watt tercipta dari PLTA atau Pembangkit Listrik Mikro Hidro Mojan tersebut digunakan untuk menerangi sekitar 80an rumah. Penduduk Mojan yang kebanyakan bekerja sebagai petani, pengayuh becak, dan buruh tersebut sangat terbantu oleh kehadiran PLTA Mojan tersebut, sebab biayanya lebih murah dari pada tarif PLN.

Selain menjelaskan soal energi listrik Pak Joko Wibowo juga menjelaskan tentang bebatuan dan tetumbuhan sekitar sungai Klungkung tersebut. Kami antusias dengan kuliah lapangan yang kami dapatkan ini.

Setelah puas dan hari beranjak sore kami memutuskan untuk pulang. Kami mampir dulu ke Pondok Pesantren Al-Baitul Rohmat, disana kami disambut dengan hangat oleh pak kyai dan istrinya. Pondok pesantren tersebut memiliki 80an santri. Setelah melepas lelah, kami kembali ke bus yang sudah menunggu kami. Maka, kami pun pulang ke SMPK tercinta. Begitulah petualangan kami hari ini. Lelah, namun banyak pengalaman berharga yang kami dapatkan. Terutama bagaimana memanfaatkan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat. Mau tau petualangan kami selanjutnya? Tetaplah membuka SMPK Maria Fatima on-line. See U!! (adv).